Suka dan Duka Menjadi Seorang Pengusaha
“Wah enak ya menjadi seorang pengusaha, karyawannya
banyak, bisa merintah-merintah seenaknya, pasti banyak tuh duitnya” Biasanya
itulah tanggapan orang-orang kepada teman atau kerabatnya yang terjun ke dalam
dunia usaha. Apakah tanggapan itu benar? Tunggu dulu, jangan terlalu cepat
mengambil kesimpulan. Mari kita bahas satu persatu mengenai fakta tentang
seorang pengusaha. Apa saja sih suka duka menjadi seorang pengusaha? Yuk
langsung aja kita cekidot…
 |
pexels.com |
Dalam hidup ini pasti ada kalanya kita merasa sedih
dan gagal. Terlebih saat kita menghadapi cobaan yang sangat berat. “Ah rasanya
ingin menyerah saja” hal itu sangat mungkin ada dalam pikiran kita saat
mengalami cobaan yang sangat berat. Kadang-kadang kita juga merasakan saat
berada pada puncak kesuksesan. Bahagia sekali rasanya kita saat itu. Roda memang terus berputar, hdup
kita pun ada kalanya di atas, ada kalanya juga kita berada pada titik terendah.
Hal ini berlaku pada setiap insan yang ada di bumi
ini, tidak terkecuali bagi seorang pengusaha. Mungkin pengusaha identik dengan
orang kaya, hidupnya glamour, suka bersenang-senang, dan banyak lagi hal-hal
menyenangkan lainnya. Karena opini ini pula, banyak orang yang
berbondong-bondong untuk terjun langsung ke dunia usaha. Akan tetapi,
sebenarnya di balik semua kesenangan dalam hidupnya sebenarnya pengusaha pun
memiliki sisi kelam yang sama besarnya.
Banyak sekali rintangan yang dihadapi oleh seorang
pengusaha dalam melaksanakan bisnisnya. Pertama adalah seluruh hidupnya
didedikasikan untuk pelanggan. Hidup pengusaha itu tidak pernah bisa tenang,
otaknya senantiasa harus selalu berpikir. Terlebih saat badai keluhan pelanggan
datang menyerang. Bukannya rekreasi bersama keluarga yang di dapat, melainkan
cacian dan makian yang datang mendekat. Saat hal ini terjadi, waktu yang mereka
miliki biasa habis didekasikan untuk menghadapi keluhan ini. Mereka akan
berusaha semaksimal mungkin agar para pelanggan tidak merasa kecewa dan
akhirnya pergi meninggakan mereka. Pelanggan memang segalanya bagi para
pengusaha, tanpa pelanggan, usaha mereka akan gulung tikar seketika. Bahkan
saking pentingnya, kadang-kadang waktu yang mereka dedikasikan untuk pelanggan
melebihi waktu yang mereka berikan untuk keluarga mereka sendiri.
 |
pexels.com
|
“Mengurus karyawan itu tidak lah mudah” mungkin hal itulah
yang ingin mereka klarifikasi kepada publik. Semakin banyak karyawan jusru
semakin sedikit lah tidur yang mereka rasakan. Segala urusan dalam perusahaan
dihandle oleh mereka, jika karyawan salah dalam bekerja sudah dipastikan para
pelanggan akan memberikan respon yang negatif. Belum lagi menghadapi
kelakuan-kelakuan para karyawan, ada karyawan yang keluar masuk, ada karyawan
yang sudah untuk ditraining, sampai karyawan yang senantiasa meminta kenaikan
gaji. Bahkan puncaknya adalah saat musim gajian mendekat, saat itu para
pengusaha biasanya tidak bisa tidur karena memikirkan bagaimana caranya agar
bisa menggaji karyawan.
Dan yang paling mengerikan adalah adanya
bayang-bayang kerugian yang datang menghantui. Menjadi seorang pengusaha
berbeda dengan menjadi seorang karyawan yang hidupnya sudah terjamin. Setiap karyawan pasti akan mendapatkan gaji
sebagai hasil dari apa yang ia kerjakan. Lain halnya dengan pengusaha, setelah
bekerja begitu keras, pengusaha masih saja dihantui dengan baying-bayang
kerugian. Hidup mereka memang penuh dengan ketidak-pastian, bahkan perusaha
yang sudah bonafid pun masih memiliki peluang untuk mendapatkan kerugian. Hidup
mereka memang tidak pernah bisa tenang.
Nah itu tadi adalah beberapa fakta mengerikan bagi
kehidupan para pengusaha. Tidak adil dong kalau kita hanya membahas sisi
negatifnya saja, ayo kita beralih kepada sisi positifnya!
 |
pexels.com |
Selain hal-hal negatif, ada pula hal-hal positif
dalam kehidupan para pengusaha. Yang pertama adalah pengusaha memiliki apa yang
dimiliki oleh karyawan, yaitu kebebasan. Mereka memiliki kebebasan yang sangat
besar. Mulai dari kebebasan jam kerja sampai kebebasan pekerjaan. Dia bisa
melakukan pekerjaan apa saja yang dia inginkan dan kapan saja, tanpa harus
dikekang oleh peraturan. Ya iya lah orang dia sendiri kan yang bikin
peraturannya hehe..
Selain itu mereka juga bebas untuk memutuskan suatu
keputusan. Semua karyawannya pasti akan selalu mengikuti apa keputusan yang ia
tetapkan. Pokoknya hidupnya tuh “like a king deh”, tinggal bilang ini karyawannya
nurut, bilang itu karyawannya nurut. Ueeenak tenaan.
Terakhir dan yang paing penting adalah pengusaha
bisa memiliki kebebasan finansial. Jika sudah memiliki sistem dan cara yang
ampuh dalam mengurus usahanya, semua urusan perusahaan bisa dilkukan oleh tim
yang ia miliki. Pengusaha hanya tinggal diam saja di rumah, bermain bersama
keluarga dan uangnya tetap mengalir. Dia bisa mendapatkan penghasilan bahkan
jika dia tidur sekalipun. Jika pengusaha sudah mencapai tahap ini, barulah
hidupnya ada dalam kebahagiaan sepenuhnya.
Nah biasanya orang-orang tuh hanya melihat pengusaha
pada bagian menyenangkannya saja. Orang-orang lupa bahwa “no pain, no gain”
dibalik semua kesenangan yang pengusaha dapatkan ada penderitaan yang
sebelumnya pengusaha rasakan. Hasil itu tidak akan pernah berbohong pada
proses. Kalau prosesnya sulit, in sya Allah nantinya kita akan bermuara pada
muara kesuksesan. Aamiin.